Like Melayang

Jumat, 14 Desember 2012

TAHAPAN MENULIS PADA ANAK



                                                                                MENULIS

Menulis adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari setelah aspek kemampuan lainnya dikuasai. Salah satunya adalah aspek koordinasi motorik halus dan adanya kemampuan persepsi visual.
Keterampilan motorik halus adalah penggunaan bagian tubuh atau otot-otot kecil seperti tangan. Dalam hal perkembangan menggenggam (prehension), dicatat bahwa anak usia 12-15 bulan sudah bisa memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, sehingga mereka sudah dapat menyusun dua balok ke atas (dalam Mother And Baby, 2008).
Stimulasi yang sesuai untuk anak usia ini adalah yang melatih gerakan ibu jari telunjuk dan lengan. Beberapa gerakan stimulasi yang dapat dilakukan, antara lain adalah, menyusun balok, memindahkan uang logam atau kancing ke dalam kotak, memukul pasak dengan kayu, menyendokan pasir atau tepung dari satu wadah ke wadah yang lain.
Pada usia dua tahun pensil dipegang dengan meletakkan ibu jari di sisi kiri dan jari telunjuk menjulur keluar untuk membantu mengontrol gerakan pensil. Hasil gambar anak masih berupa coretan berulang (scribbles). Dengan bantuan imajinasi mereka, coretan yang tak bermakna dapat dirangkai menjadi suatu gambar dengan cerita tersendiri. Contohnya, anak bercerita bahwa dua coretan spiral yang dibuatnya adalah gambar sapi yang sedang makan rumput.
TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS ANAK
Buncil (2010) menyebutkan tahapan menulis anak, antara lain.
Tahap 1: Coretan-Coretan Acak. Mulai membuat coretan; random scribbling; Coretan awal; coretan acak; coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah “krayon” tidak pernah lepas dari kertas. Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.
Tahap 2: Coretan Terarah. Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.
Tahap 3: Garis dan Bentuk Khusus diulang-ulang, (Menulis Garis Tiruan)
Diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah; dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas.
Tahap 4: Latihan Huruf-Huruf Acak atau Nama. Huruf-huruf muncul berulang-ulang diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai simbol; dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalnya missalnya rumah, saling berhimpit di atas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar , dan/atau ditulis di atas dan dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil, contoh-contoh yang abstrak atau benar.
Tahap 5: Menulis Nama. Nama mungkin yang pertama, terakhir, atau gabungan dan tulisan dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol,ayon, pensil); nama dapat ditulis di depan atau sebagai cerminan pikiran, di dalam kotak dengan latar belakang atau bayangan berwarna; nama dapat ditulis di atas kertas dengan gambar di bawah; rangkaian angka-angka dan abjad dapat dimasukkan.
Tahap 6: Mencontoh Kata-Kata di Lingkungan. Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna; termasuk nama anggota keluarga lainnya.
Tahap 7: Menemukan Ejaan. Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata seperti yang digambarkan berikut ini:(1)1Huruf konsonan awal (D mewakili Dinosaurus). (2) Huruf konsonan awal dan akhir (DS mewakili DinoSaurus). (3) Huruf konsonan tengah (DNS mewakili DiNoSaurus). (4) Huruf awal, tengah, konsonan akhir dan huruf hidup dituliskan pada tempatkan.
Tahap 8: Ejaan Umum. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap.

                                                              TAHAPAN MENULIS

Selain mengetahui kesiapan anak untuk belajar menulis, perlu memerhatikan juga tahapan perkembangan kemampuan menulis pada anak. Dengan begitu, orangtua dapat memberikan stimulus yang tepat, sesuai dengan kemampuan anak. Cara menstimulasinya adalah dengan menggunakan variasi metode dan media yang menarik agar anak senang berlatih menulis. Ada 6 tahapan kemampuan anak sebagai “penulis muda” (dalam Bunda Ali, 2009) yaitu. (1) Inexperienced Writer yaitu Tahapan menggunakan gambar, tulisan scribble (coretan/ sketsa) ataupun bentuk lain seperti huruf, dan sebagainya. Contoh, tulisan anak yang bentuknya baru mirip huruf. (2) Prewiter yaitu Tahapan mencontoh huruf, kata ataupun kalimat pendek. Anak juga mulai menggunakan huruf-huruf yang dikenalnya dalam menamakan suatu benda, dan menulis kata-kata yang pernah dipelajari (pernah terekam dalam memori). Contoh, tulisan satu kata. (3) Developing Writer yaitu Anak paham bahwa kata-kata yang mereka ucapkan dapat dituliskan pula; mengerti bahwa kata-kata biasanya mewakili bunyi-bunyi tertentu. Juga mulai muncul huruf-huruf lain yang menunjukkan pemahamannya tentang hubungan bunyi maupun simbol, dan mulai menulis kata demi kata namun spasi antara kata biasanya belum muncul. Di tahap ini, anak dapat membaca tulisannya sendiri. Contoh, tulisan dua tiga kata tanpa spasi.
(4) Beginning Writer yaitu Anak dapat menulis kata demi kata, menulis dengan bimbingan orang dewasa, mulai menggunakan spasi untuk memisahkan satu kata dengan kata lain, serta mulai menunjukkan pemahaman tulisan di buku, majalah dan lainnya. Contoh, tulisan 3 kata dengan spasi. (5) Experienced Writer yaitu Di tahap ini, tumbuh kepercayaan diri anak. Dia mulai bisa menulis mandiri, menggunakan rancangan/pola/gambaran dari lingkungan sekitarnya sehingga menjadi kata yang bermakna, memahami penggunaan spasi, dapat menuliskan ide sederhana tapi cukup komplet, dan bisa mengeja kata-kata yang cukup sulit.
(6) Exceptional Writer yaitu Anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Dia lebih senang untuk menulis mandiri, menulis kalimat yang panjang, sudah terlatih menggunakan spasi antarkata, dan lain-lain. Contoh, tulisan anak SD awal, dimana tekanan tulisan sudah cukup mantap, dan bisa membuat kalimat.
Umumnya, kemampuan menulis anak TK (prasekolah) yang mendapat stimulasi baik, berada pada tahapan 3-4. Ketika anak usia TK sudah mencapai kemampuan seperti experience (tahap 5) ataupun exceptional writer (tahap 6), ini adalah bonus. Sebagai pendidik, orangtua tidak bisa mengharapkan semua anak usia prasekolah mencapai keterampilan seperti ini. Dengan stimulasi yang baik dan berkesinambungan, diharapkan pada usia SD, anak semakin terampil dan antusias dalam menulis mandiri.

                                                      PERSIAPAN MENULIS
Persiapan menulis menyangkut kegiatan-kegiatan yang ditujukan untuk mempersiapkan motorik halus anak, terutama pada bagian 3 jari, yaitu ibu jari, telunjuk dan jari tengah. Persiapan menulis perlu dilakukan anak untuk menghindari rasa frustrasi dari guru atau orangtua dan anak. Anak yang tidak dipersiapkan untuk belajar menulis juga akan merasa lebih cepat capek, sehingga akan membuat orangtua menjadi lebih tidak sabar.
Persiapan menulis sendiri dapat dilakukan dengan melatih anak melakukan hands-on learning, kegiatan menggunakan syaraf taktil dan berolahraga (GKI Surya Utama, 2009). Kegiatan hands-on learning adalah kegiatan di mana anak menyentuh benda-benda yang sedang dipelajari, bukan hanya melihat. Misalnya, menyentuh langsung pasir, menghitung koin dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan berbeda jika anak belajar dengan hanya melihat saja ketika guru mencontohkan menulis angka.
Sementara kegiatan menggunakan syaraf taktil adalah jenis kegiatan yang lebih banyak menghidupkan syaraf-syaraf taktil di tangan. Hal ini dapat dilakukan dengan merasakan tekstur halus, kasar, licin, lengket dan lain sebagainya. Melatih syaraf taktil selanjutnya dapat membantu motorik halus anak yang sangat diperlukan untuk menulis nantinya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar